JAKARTA - Pekerjaan proyek Jalan Tol Jogja-Solo terus berjalan dengan berbagai tahapan penting.
Salah satunya adalah pemasangan balok jembatan atau erection girder di kawasan Ring Road Barat Trihanggo. Tahap ini membuat rekayasa lalu lintas perlu diterapkan demi menjaga keselamatan pekerja dan pengguna jalan.
Humas PT Adhi Karya Proyek Tol Jogja-Solo Seksi 2 Paket 2.2, Agung Murhandjanto, menuturkan bahwa pekerjaan erection girder membutuhkan area steril dan penggunaan alat berat. Oleh sebab itu, penutupan jalan sementara menjadi langkah yang harus dilakukan. Menurutnya, keputusan ini sepenuhnya untuk menjamin keamanan di lapangan.
Adapun girder sendiri merupakan balok penyangga yang berfungsi menyalurkan beban menuju struktur bawah jalan tol. Balok inilah yang nantinya menjadi landasan jalan utama tol melayang di kawasan Trihanggo. Karena krusialnya komponen ini, pengerjaan harus dilakukan dengan penuh kehati-hatian.
Penutupan Sementara Jalur Kronggahan
Penutupan arus lalu lintas akan dilakukan secara terbatas pada jam tertentu. Jalur yang terdampak adalah akses menuju simpang Kronggahan dari arah timur atau dari arah Jombor. Kendaraan dari arah timur tidak dapat lurus ke arah barat menuju Godean melalui titik tersebut selama rekayasa berlangsung.
Sebagai penggantinya, pengguna jalan akan diarahkan dari flyover Jombor menuju rute alternatif lain. Petugas di lapangan disiagakan untuk memberikan arahan agar arus lalu lintas tetap berjalan lancar. Dengan cara ini, diharapkan potensi kemacetan dapat ditekan seminimal mungkin.
Rekayasa lalu lintas tersebut diterapkan mulai malam hari hingga dini hari. Hal ini sengaja dilakukan agar tidak mengganggu aktivitas masyarakat di siang hari. Selain itu, rentang waktu tersebut dipilih karena lalu lintas relatif lebih lengang dibanding jam sibuk.
Imbauan untuk Pengguna Jalan
Agung menyampaikan imbauan agar masyarakat menyesuaikan rute perjalanan lebih awal. Dengan begitu, kepadatan lalu lintas bisa dihindari, sekaligus mendukung kelancaran pekerjaan proyek tol. “Kami mengimbau kepada seluruh pengguna jalan untuk dapat menyesuaikan rute perjalanannya lebih awal guna menghindari kepadatan,” ucapnya.
Ia juga menekankan pentingnya mematuhi rambu lalu lintas yang dipasang di sekitar area pekerjaan. Pemasangan rambu dilakukan sebagai panduan bagi pengguna jalan dalam memilih jalur alternatif. Selain itu, masyarakat juga diminta meningkatkan kewaspadaan saat melewati kawasan rekayasa.
Keselamatan pekerja maupun pengguna jalan tetap menjadi prioritas utama dalam setiap langkah proyek ini. Oleh karena itu, rekayasa lalu lintas harus ditaati semua pihak. Kerja sama masyarakat sangat dibutuhkan demi kelancaran pembangunan tol yang menjadi bagian penting jaringan Trans Jawa tersebut.
Harapan Kelancaran Pembangunan Tol Jogja-Solo
Kontraktor menyampaikan permohonan maaf atas ketidaknyamanan yang mungkin ditimbulkan selama proses rekayasa lalu lintas. “Mohon maaf atas ketidaknyamanan yang mungkin ditimbulkan,” tandas Agung. Hal ini diutarakan sebagai bentuk tanggung jawab terhadap pengguna jalan yang terdampak.
Masyarakat pun diharapkan memahami bahwa pekerjaan ini merupakan bagian dari pembangunan infrastruktur strategis nasional. Tol Jogja-Solo Seksi 2 Trihanggo-Junction Sleman dirancang dengan sistem elevated yang melayang di atas jalan ring road. Model ini memungkinkan lalu lintas di bawahnya tetap berjalan setelah tol rampung.
Dengan adanya rekayasa lalu lintas sementara, diharapkan proyek dapat terus berjalan sesuai jadwal. Ketika sudah selesai, jalan tol ini akan menghadirkan manfaat besar berupa konektivitas lebih cepat antara Yogyakarta dan Solo. Pada akhirnya, masyarakat akan menikmati hasil pembangunan berupa perjalanan yang lebih lancar, efisien, dan aman.