Integrasi Aliansi Baja ASEAN Perkuat Ekonomi Hijau Berkelanjutan Regional

Selasa, 30 September 2025 | 11:29:46 WIB
Integrasi Aliansi Baja ASEAN Perkuat Ekonomi Hijau Berkelanjutan Regional

JAKARTA - Negara-negara anggota ASEAN saat ini didorong untuk memperkuat kerja sama di sektor industri baja.

Langkah ini dianggap penting agar pasar baja di kawasan dapat terintegrasi dan memberikan kontribusi lebih luas bagi pertumbuhan ekonomi regional. Wakil Menteri Investasi, Perdagangan, dan Industri Malaysia, Liew Chin Tong, menyampaikan bahwa ASEAN memiliki peluang besar untuk kolaborasi dalam peta jalan dekarbonisasi.

Dengan berbagi teknologi, serta melakukan pengadaan bersama, ASEAN dapat membangun aliansi baja yang tidak hanya kompetitif tetapi juga ramah lingkungan.

Menurut Liew, langkah ini akan memungkinkan negara anggota ASEAN untuk mengoptimalkan potensi masing-masing dalam produksi baja. Selama ini, investasi di sektor baja banyak dilakukan oleh pihak swasta, dan keberhasilan ekspor serta produksi sering dijadikan tolok ukur capaian.

Namun, pendekatan semata pada peningkatan produksi dan ekspor dapat menimbulkan risiko kapasitas berlebih, emisi karbon yang tinggi, hingga persaingan tidak sehat. Aliansi baja regional diharapkan menciptakan ekosistem yang saling menguntungkan dan menjaga stabilitas pasar.

Tantangan Investasi dan Produksi Baja

Liew Chin Tong menekankan bahwa investasi yang berlebihan pada tanur tiup dan produksi yang tidak terkoordinasi dapat memicu dampak negatif. Persaingan yang tidak sehat tidak hanya berdampak pada harga, tetapi juga dapat menimbulkan gesekan perdagangan antarnegara.

Risiko lainnya adalah potensi perang dagang yang merugikan seluruh pihak. Oleh karena itu, ASEAN perlu memikirkan strategi bersama dalam pengaturan kapasitas produksi, termasuk penetapan standar ramah lingkungan bagi industri baja.

Selain itu, kerja sama regional diyakini dapat meminimalisasi ketergantungan pada investasi asing semata. Dengan kolaborasi antarnegara anggota, ASEAN dapat memanfaatkan potensi lokal, mengurangi biaya produksi, dan meningkatkan daya saing industri baja kawasan di pasar global.

Hal ini juga sejalan dengan tren global menuju industri rendah karbon, di mana emisi menjadi perhatian utama investor dan konsumen internasional. Strategi ini diharapkan mendorong ASEAN menjadi pemain penting dalam industri baja hijau.

Standar Produksi Ramah Lingkungan

ASEAN kini memiliki momentum untuk menetapkan standar tertinggi dalam produksi baja. Liew Chin Tong menegaskan pentingnya menciptakan kondisi bagi produksi baja ramah lingkungan, termasuk penggunaan teknologi rendah emisi dan pengelolaan limbah industri yang baik.

Dengan begitu, industri baja tidak hanya mendukung pertumbuhan ekonomi, tetapi juga menjaga keberlanjutan lingkungan. Selain itu, ASEAN juga harus mengoordinasikan kapasitas produksi dan investasi secara regional.

Pendekatan ini akan memastikan tidak ada kelebihan produksi yang dapat menekan harga pasar. Skema blended financing, yang menggabungkan dana publik dan swasta, juga dianggap penting untuk membiayai proyek-proyek industri hijau.

Dengan dukungan pembiayaan yang tepat, negara anggota ASEAN bisa mempercepat adopsi teknologi ramah lingkungan dan memperkuat posisi kompetitif industri baja di tingkat global.

Roadmap Baja ASEAN dan Kolaborasi Global

Dalam pidatonya, Liew Chin Tong menekankan pentingnya ASEAN untuk bertindak bersama dalam menghadapi lanskap geoekonomi yang terus berubah. Aliansi baja regional akan menjadi platform kolaborasi untuk membangun koalisi global baja bersih dan hijau.

ASEAN diharapkan menjadi pelopor dalam membangun standar global baru bagi industri baja berkelanjutan. Sebagai langkah konkret, Menteri Investasi, Perdagangan, dan Industri Malaysia, Tengku Datuk Seri Zafrul Abdul Aziz, dijadwalkan akan meluncurkan Iron and Steel Industry Roadmap.

Roadmap ini dirancang sebagai panduan strategis untuk mengintegrasikan pasar baja ASEAN, mendorong investasi hijau, dan memastikan pertumbuhan industri yang seimbang serta ramah lingkungan. Dengan adanya roadmap ini, setiap negara anggota dapat menyelaraskan kebijakan nasional dengan tujuan regional dan global.

Selain aspek ekonomi, inisiatif ini juga memberikan dampak positif bagi masyarakat. Dengan produksi baja yang lebih efisien dan ramah lingkungan, kualitas udara dan kesehatan publik dapat terjaga.

Aliansi baja regional diharapkan meminimalisasi dampak negatif lingkungan yang selama ini ditimbulkan oleh industri konvensional. Hal ini sejalan dengan komitmen ASEAN untuk mendukung pembangunan hijau dan ekonomi rendah karbon.

Secara keseluruhan, dorongan ASEAN untuk membentuk aliansi baja hijau tidak hanya terkait kapasitas produksi dan ekspor. Strategi ini juga menekankan pentingnya kolaborasi teknologi, investasi ramah lingkungan, dan pengelolaan sumber daya yang berkelanjutan.

Upaya ini diharapkan dapat memperkuat posisi ASEAN dalam industri baja global, sekaligus mendorong pertumbuhan ekonomi regional yang inklusif dan berkelanjutan.

Dengan roadmap yang jelas, standar tinggi dalam produksi, serta koordinasi regional yang optimal, ASEAN memiliki peluang besar menjadi model industri baja hijau di dunia.

Aliansi ini tidak hanya akan menguntungkan ekonomi kawasan, tetapi juga mendukung agenda keberlanjutan global, menjadikan ASEAN pelopor dalam industri baja hijau dan terintegrasi secara pasar.

Terkini

Cara Mudah dan Aman Memulai Investasi Crypto Bagi Pemula

Selasa, 30 September 2025 | 16:14:49 WIB

Smartphone Flagship Xiaomi 17 Pro Max Tawarkan Kamera Leica

Selasa, 30 September 2025 | 16:14:48 WIB

Tips Aman Mengembalikan Akun WhatsApp Yang Terkunci

Selasa, 30 September 2025 | 16:14:47 WIB

Panduan Orang Tua Dampingi Anak Bermain Gadget Dengan Bijak

Selasa, 30 September 2025 | 16:14:44 WIB