JAKARTA - Menjelang pergantian bulan, masyarakat kembali menaruh perhatian pada harga bahan bakar minyak (BBM) di berbagai stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU).
Baik Pertamina, Shell, BP, maupun Vivo telah memberlakukan harga BBM yang mengalami penyesuaian sejak awal September. Harga-harga ini masih menjadi acuan utama hingga akhir September, sebelum nantinya kembali disesuaikan pada awal Oktober.
Pergerakan harga BBM dipengaruhi faktor global seperti harga minyak mentah dunia dan kurs Rupiah terhadap dolar Amerika Serikat. Bagi konsumen, informasi terkait harga BBM selalu penting karena berdampak langsung pada biaya transportasi dan kebutuhan sehari-hari.
Penentuan harga yang dilakukan secara berkala menjadi salah satu mekanisme agar penyesuaian tetap transparan serta mencerminkan kondisi pasar energi.
Perubahan Harga BBM Pertamina
Pada awal September, Pertamina melakukan beberapa penyesuaian harga, baik berupa penurunan maupun stabilisasi di sejumlah jenis BBM. Pertamax Turbo misalnya, turun dari Rp13.200 menjadi Rp13.100 per liter.
Hal serupa juga terlihat pada Dexlite yang berkurang dari Rp13.850 menjadi Rp13.600 per liter. Selain itu, harga Pertamina Dex juga mengalami koreksi, dari Rp14.150 menjadi Rp13.850 per liter.
Penurunan ini cukup melegakan bagi konsumen yang bergantung pada BBM berkualitas tinggi untuk aktivitas sehari-hari maupun operasional kendaraan. Sementara itu, Pertamax masih stabil di Rp12.200 per liter.
Pertalite tetap Rp10.000 per liter, dan solar subsidi dipertahankan pada Rp6.800 per liter. Konsistensi harga ini memberikan kepastian kepada masyarakat luas, terutama pengguna BBM bersubsidi yang sangat bergantung pada kestabilan harga.
Penyesuaian Harga BBM Shell dan Vivo
Shell juga melakukan penyesuaian harga BBM pada periode September. Shell Super tetap dijual pada Rp12.580 per liter. Di sisi lain, Shell V-Power mengalami kenaikan dari Rp13.050 menjadi Rp13.140 per liter. Untuk Shell V-Power Diesel, terjadi penurunan dari Rp14.380 menjadi Rp14.130 per liter.
Shell V-Power Nitro+ juga masih stabil di angka Rp13.300 per liter. Perubahan harga yang tidak seragam ini mencerminkan kebijakan dinamis perusahaan dalam merespons perkembangan harga minyak global serta kebutuhan konsumen di Indonesia.
Beralih ke SPBU Vivo, sebagian besar produk BBM justru mengalami kenaikan. Revvo 90 dibanderol Rp12.530 per liter, Revvo 92 Rp12.610 per liter, dan Revvo 95 Rp13.140 per liter.
Satu-satunya penurunan terdapat pada BBM Diesel Primus Plus yang kini dijual Rp14.140 dari sebelumnya Rp14.380 per liter. Kondisi ini menunjukkan Vivo melakukan kombinasi penyesuaian harga sesuai segmentasi produk.
Harga BBM BP dan Prospek Awal Oktober
Untuk jaringan SPBU BP, beberapa harga juga mengalami penyesuaian pada periode September. Produk BP 92 dijual Rp12.610 per liter, sementara BP Ultimate ditawarkan Rp13.120 per liter.
Pada BBM jenis Ultimate Diesel, harga turun dari Rp14.380 menjadi Rp14.140 per liter, selaras dengan tren koreksi harga produk serupa di merek lain. Perubahan harga ini sekaligus menegaskan bahwa setiap perusahaan penyedia BBM terus melakukan evaluasi rutin.
Tujuannya adalah menjaga daya saing di tengah perubahan harga minyak dunia serta nilai tukar yang memengaruhi biaya impor bahan bakar. Menjelang awal Oktober, publik masih menunggu apakah akan terjadi kenaikan atau justru penurunan pada beberapa jenis BBM.
Pertamina, Shell, BP, maupun Vivo akan menyesuaikan kembali harga sesuai perhitungan terbaru. Masyarakat diharapkan tetap memperhatikan pengumuman resmi agar dapat menyesuaikan kebutuhan sehari-hari.
Secara keseluruhan, tren harga BBM pada akhir September menunjukkan dinamika yang wajar. Penyesuaian harga oleh masing-masing operator menandakan adanya keseimbangan antara kepentingan konsumen dan realitas pasar energi global.
Dengan begitu, transparansi harga tetap terjaga, dan stabilitas pasokan energi nasional dapat terus mendukung aktivitas masyarakat.