JAKARTA - Industri otomotif Indonesia akan segera kedatangan kabar besar. Mazda, melalui PT Eurokars Motor Indonesia (EMI) selaku agen tunggal pemegang merek (ATPM), memastikan pembangunan pabrik perakitan mereka di tanah air sudah memasuki tahap akhir dan siap beroperasi pada tahun depan.
Chief Operating Officer PT EMI Ricky Thio menyebutkan bahwa pabrik Mazda berlokasi di Jawa Barat. Namun, ia masih menahan informasi detail mengenai lokasi pasti fasilitas tersebut.
“Sebentar lagi pasti saya akan umumkan. Kita nanti ketemu, sesudah perpisahan 2025. Pastinya di Jawa Barat. Pasti (diresmikan), dikit lagi,” kata Ricky saat ditemui di Jakarta.
Dengan berdirinya pabrik ini, Mazda menegaskan komitmennya untuk memperkuat posisinya di pasar otomotif Indonesia, sekaligus membuka babak baru dalam strategi bisnis mereka di kawasan Asia Tenggara.
Strategi Efisiensi dan Penyesuaian Pasar
Pendirian pabrik di Indonesia dipandang sebagai langkah strategis Mazda. Selama ini, sebagian besar model Mazda dipasarkan dalam bentuk Completely Built Up (CBU) atau unit utuh yang diimpor langsung. Hal ini membuat harga jual kendaraan relatif tinggi dibanding kompetitor yang sudah merakit mobil di dalam negeri.
Dengan adanya pabrik baru, Mazda dapat mengefisienkan rantai pasok, mempercepat distribusi, sekaligus menghadirkan produk yang lebih sesuai dengan kebutuhan konsumen lokal.
“Keputusan membangun pabrik ini adalah langkah strategis, tidak hanya bagi Mazda sebagai merek global, tetapi juga bagi konsumen Indonesia yang akan mendapatkan pilihan produk dengan harga lebih kompetitif,” ungkap Ricky.
Investasi Rp400 Miliar untuk Fasilitas Produksi
Mazda menggelontorkan investasi besar mencapai Rp400 miliar untuk mewujudkan fasilitas produksi di Indonesia. Anggaran tersebut digunakan untuk pembangunan infrastruktur, instalasi lini produksi, serta persiapan tahap perakitan model perdana.
Untuk tahap awal, pabrik ini akan merakit Mazda CX-30. SUV kompak tersebut pertama kali diperkenalkan di Indonesia pada 2020 dan telah mendapatkan penyegaran. Selama ini, Mazda CX-30 masih berstatus CBU dengan harga on the road (OTR) Jakarta mencapai Rp585,5 juta.
Mobil ini dibekali mesin Skyactiv G 2.000 cc yang mampu menghasilkan tenaga 155 hp dengan torsi puncak 200 Nm. Performa tersebut menjadikannya pilihan menarik di segmen SUV kompak premium.
Namun, hingga kini belum ada kepastian apakah harga Mazda CX-30 akan turun signifikan setelah dirakit di dalam negeri. Ricky menegaskan, pihaknya masih menunggu perkembangan lebih lanjut sebelum menyampaikan informasi tersebut.
Fokus pada Produksi Lokal yang Berkelanjutan
Meski CX-30 akan menjadi model pertama yang dirakit di Indonesia, Mazda tidak menutup kemungkinan menambah lini perakitan untuk model lainnya. Hal ini akan dilakukan secara bertahap, seiring dengan kesiapan pabrik serta kondisi pasar otomotif domestik.
Mazda melihat potensi besar dari tren SUV dan crossover di Indonesia yang terus meningkat beberapa tahun terakhir. Dengan produksi lokal, perusahaan berharap dapat menjangkau konsumen lebih luas dan mengoptimalkan strategi harga agar kompetitif di kelasnya.
“Kami sengaja tidak heboh tentang perkembangan pabrik (Mazda). Nanti saja ketika pembangunannya sudah mendekati rampung, baru disampaikan semuanya,” ucap Ricky dalam kesempatan berbeda.
Dampak Positif untuk Ekonomi dan Industri Nasional
Kehadiran pabrik Mazda di Indonesia juga membawa dampak ekonomi yang signifikan. Selain menyerap tenaga kerja, pabrik tersebut membuka peluang bagi rantai pasok lokal, termasuk pemasok komponen otomotif dalam negeri.
Dengan adanya fasilitas perakitan ini, Mazda bisa memperbesar tingkat kandungan lokal (TKDN) produknya di masa mendatang. Hal tersebut sejalan dengan kebijakan pemerintah Indonesia yang mendorong peningkatan produksi dalam negeri untuk menekan impor dan memperkuat industri otomotif nasional.
Tak hanya itu, pabrik ini juga bisa menjadi pintu bagi Mazda untuk menjadikan Indonesia sebagai basis ekspor ke negara-negara di kawasan Asia Tenggara.
Menunggu Momen Peresmian
Meski Ricky Thio belum mengungkap lokasi detail pabrik, pernyataannya memberi gambaran bahwa proses pembangunan sudah mendekati tahap akhir. Jika tidak ada kendala, peresmian akan dilakukan pada tahun depan setelah seluruh instalasi dan uji coba produksi rampung.
Antusiasme pasar otomotif kini tertuju pada bagaimana Mazda akan memanfaatkan kehadiran pabrik barunya. Apakah harga model yang dirakit lokal akan lebih terjangkau? Apakah konsumen bisa berharap ada lebih banyak pilihan model Mazda buatan Indonesia di masa depan?
Pertanyaan-pertanyaan tersebut masih menunggu jawaban resmi dari pihak EMI. Namun, yang pasti, kehadiran pabrik Mazda menjadi kabar baik bagi konsumen dan industri otomotif nasional.
Penutup
Mazda menandai era baru kehadirannya di Indonesia dengan memastikan pabrik perakitan di Jawa Barat siap beroperasi tahun depan. Dengan investasi Rp400 miliar, fasilitas ini tidak hanya memproduksi CX-30 pada tahap awal, tetapi juga membuka peluang untuk model lain di masa mendatang.
Langkah ini diharapkan memberikan dampak ganda: memperkuat posisi Mazda di pasar domestik, sekaligus mendukung pengembangan industri otomotif dalam negeri.
Dengan strategi produksi lokal, Mazda berpotensi menghadirkan produk yang lebih kompetitif, mengefisienkan rantai pasok, dan memberi pengalaman lebih baik bagi konsumen Indonesia.