Optimisme Industri Tekstil dan Alas Kaki Indonesia Meningkat Signifikan

Kamis, 09 Oktober 2025 | 16:35:19 WIB
Optimisme Industri Tekstil dan Alas Kaki Indonesia Meningkat Signifikan

JAKARTA - Industri tekstil, produk tekstil (TPT), dan alas kaki Indonesia mulai menapaki momentum positif di pasar ekspor. 

Meski ada pemulihan, sejumlah tantangan seperti gempuran produk impor masih membayangi sektor ini. Upaya pemerintah dan pelaku industri diarahkan untuk memperkuat daya saing dan stabilitas produksi.

Pertumbuhan Ekspor Tekstil dan Alas Kaki

Sekretaris Direktorat Jenderal IKFT Kementerian Perindustrian, Sri Bimo Pratomo, mencatat pertumbuhan sektor TPT dan alas kaki mulai menunjukkan tren positif. Data BPS per Agustus 2025 mencatat pertumbuhan IKFT mencapai 6,70% secara tahunan.

Ekspor alas kaki Januari–Agustus 2025 tumbuh 11,89%, dari US$ 4,61 miliar menjadi US$ 5,16 miliar. Sementara ekspor TPT hanya naik tipis 0,24%, dari US$ 7,98 miliar menjadi US$ 8,01 miliar, namun jika digabung nilainya menembus US$ 13,17 miliar atau naik 4,6% (yoy).

Bimo menekankan pemerintah terus mendukung industri dengan ketersediaan bahan baku, energi, dan pemanfaatan kapasitas produksi untuk memperkuat basis ekspor dan daya saing nasional.

Daya Saing Produk Manufaktur Indonesia

Ketua Bidang Perdagangan Apindo, Anne Patricia Sutanto, menilai kenaikan ekspor menunjukkan kepercayaan diri pelaku industri kembali pulih. Tren positif ini menandakan industri TPT dan alas kaki mulai kompetitif di pasar internasional.

Anne menambahkan, pertumbuhan ekspor tidak hanya berdampak pada devisa negara, tetapi juga penyerapan tenaga kerja dan keberlanjutan investasi. Investasi baru di industri hulu diperlukan untuk memastikan ketersediaan bahan baku lokal.

“Dengan dukungan kebijakan yang konsisten, sektor ini akan terus tumbuh dan menjadi pilar penting pemulihan ekonomi nasional,” tegas Anne.

Tantangan Tekstil di Pasar Domestik

Direktur Eksekutif API, Danang Girindrawardana, mengingatkan bahwa pertumbuhan ekspor TPT masih tipis di bawah 1%. Pasar dalam negeri menghadapi tekanan berat dari produk impor legal maupun ilegal. 

Produk impor murah atau predatory pricing membuat pelaku industri kecil dan menengah sulit bersaing. Utilisasi produksi di hulu tekstil bahkan turun dari 50% menjadi 45% sepanjang 2025. .

Danang berharap pemerintah, terutama Menteri Keuangan, dapat memperketat pengawasan Bea Cukai untuk mencegah banjir barang ilegal. “Kami menunggu retorika menjadi aksi nyata,” katanya.

Prospek Industri Alas Kaki dan Upaya Peningkatan Ekspor

Di sektor alas kaki, Ketua Umum Aprisindo, Eddy Widjanarko, mencatat ekspor Januari–Juli 2025 naik 13,32% menjadi US$ 4,47 miliar, sementara impor melonjak 26,75% menjadi US$ 707,70 juta. 

Meski tekanan impor tinggi, industri alas kaki optimistis memperbaiki kinerja melalui penjualan ekspor. Perjanjian dagang komprehensif dengan Uni Eropa (IEU-CEPA) diharapkan mendorong pertumbuhan ekspor lebih signifikan.

Eddy menekankan, pertumbuhan ekspor di atas 10% menunjukkan kinerja yang baik, meski peningkatan impor tetap perlu diwaspadai agar keseimbangan industri tetap terjaga.

Meski menghadapi tantangan dari produk impor, industri TPT dan alas kaki Indonesia menunjukkan tanda pemulihan yang positif. Dukungan pemerintah dan strategi pelaku industri membantu meningkatkan daya saing, memperluas pasar ekspor, serta menjaga stabilitas produksi domestik.

Pertumbuhan ekspor yang berkelanjutan tidak hanya memperkuat sektor manufaktur, tetapi juga memberikan kontribusi signifikan terhadap perekonomian nasional, penyerapan tenaga kerja, dan investasi.

Dengan langkah strategis ini, industri TPT dan alas kaki diharapkan mampu menjadi pilar penting pemulihan ekonomi, sekaligus menjaga posisi Indonesia sebagai pemain kompetitif di pasar global.

Terkini