Kolaborasi Strategis Pemerintah Ciptakan Stok Beras Tertinggi Nasional

Kamis, 09 Oktober 2025 | 16:35:35 WIB
Kolaborasi Strategis Pemerintah Ciptakan Stok Beras Tertinggi Nasional

JAKARTA - Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menekankan keberhasilan stok beras nasional tertinggi sepanjang sejarah sebagai hasil nyata kolaborasi lintas lembaga dan kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto. 

Capaian ini sekaligus menandai berakhirnya impor beras medium yang selama ini membebani negara.

Isi Singkat: Pemerintah melakukan deregulasi besar-besaran, penyederhanaan pupuk, dan penguatan sektor produktif sehingga produksi meningkat. Stok beras mencapai lebih dari empat juta ton, NTP naik, dan Indonesia mulai menjadi tujuan ekspor pangan. Langkah tegas terhadap mafia pangan, pupuk palsu, dan beras oplosan turut memperkuat ketahanan pangan nasional.

Kebijakan Nasional dan Deregulasi

Amran menegaskan, kebijakan pangan nasional kini membuahkan hasil nyata. Pemerintah memberlakukan deregulasi besar-besaran dengan mencabut 240 aturan yang menghambat sektor pertanian. 

Dalam 10 bulan, 17 Perpres dan Inpres diterbitkan untuk mempercepat perubahan. “Kalau dibandingkan tahun lalu, kita masih impor. Sekarang tidak lagi. Ini hasil dari gagasan besar Bapak Presiden RI, mulai dari regulasi, kolaborasi, sampai eksekusi,” ujar Amran.

Reformasi Internal Kementan

Kementerian Pertanian juga melakukan reformasi internal, menjadi institusi bersih dan bebas korupsi. “Ada korupsi, kita pecat. Belum tersangka pun, kalau ada indikasi, langsung kita tindak. Tidak ada kompromi,” katanya. 

Penyederhanaan regulasi pupuk menjadi kunci peningkatan produksi. “Dulu pupuk langka, sekarang tidak lagi. Dari 145 regulasi disederhanakan agar produsen bisa langsung ke petani,” jelas Amran.

Kolaborasi Lintas Lembaga

Keberhasilan produksi pangan tak lepas dari kolaborasi lintas lembaga, mulai dari Bulog, PIHC, Kemendag, ESDM, Menko Pangan, BUMN, Polri, TNI, hingga pemerintah daerah. 

Amran menekankan semua pihak berorkestra untuk mencapai hasil nyata. Hasilnya, stok beras tertinggi, NTP naik ke 124,36, PDB pertanian meningkat, dan FAO memprediksi produksi beras Indonesia mencapai 33,1 juta ton pada November.

Fokus Masa Depan dan Kontribusi Global

Amran mengakui membela petani tidak mudah karena adanya mafia impor. Namun, kini Indonesia diburu negara lain untuk ekspor pangan. Pemerintah menaikkan HPP gabah menjadi Rp6.500/kg dan jagung Rp5.500/kg, meningkatkan pendapatan petani hingga Rp113 triliun. 

Kontribusi global juga dilakukan, misalnya pengiriman 10.000 ton beras ke Palestina dan pengembangan lahan hortikultura di Kalimantan Utara. 

“Ke depan fokus kita ada enam komoditas unggulan kakao, kelapa, kopi, mente, pala, dan sawit dengan nilai investasi Rp371,6 triliun dan serapan tenaga kerja 8,6 juta orang,” ujar Amran, optimistis menuju Indonesia emas melalui pertanian.

Terkini