PRABOWO SUBIANTO

Presiden Prabowo Resmi Membuka Indo Defence 2025, Pameran Alutsista Terbesar se-Asia Tenggara yang Dihadiri 55 Negara dan 1.180 Perusahaan

Presiden Prabowo Resmi Membuka Indo Defence 2025, Pameran Alutsista Terbesar se-Asia Tenggara yang Dihadiri 55 Negara dan 1.180 Perusahaan
Presiden Prabowo Resmi Membuka Indo Defence 2025, Pameran Alutsista Terbesar se-Asia Tenggara yang Dihadiri 55 Negara dan 1.180 Perusahaan

JAKARTA — Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, secara resmi membuka gelaran Indo Defence 2025 di Jakarta International Expo (JIExpo) Kemayoran. Pameran industri pertahanan terbesar di Asia Tenggara ini menampilkan beragam alat utama sistem senjata (alutsista) dari 55 negara, dengan melibatkan 1.180 perusahaan pertahanan dari dalam dan luar negeri.

Pameran ini menjadi ajang penting bagi Indonesia untuk memperkuat kerja sama internasional dalam bidang pertahanan serta menampilkan kapabilitas industri pertahanan nasional kepada dunia.

Presiden Prabowo hadir langsung di lokasi pameran dan melakukan peninjauan ke sejumlah stan peserta yang memamerkan teknologi militer terbaru. Selain itu, ia juga dijadwalkan melakukan pertemuan dengan sejumlah kepala delegasi dari negara-negara peserta.

“Indo Defence ini rencananya dibuka Bapak Presiden. Kemudian, beliau juga akan melihat beberapa stand pameran,” ujar Wakil Menteri Pertahanan, Donny Ermawan, dalam keterangannya di Kantor Kementerian Pertahanan.

Menurut Donny, kehadiran Presiden di acara ini tidak hanya menunjukkan komitmen terhadap penguatan sektor pertahanan nasional, tetapi juga menjadi simbol kuatnya dukungan pemerintah terhadap kolaborasi industri strategis.

“Presiden yang bersama kita satu setengah jam kira-kira akan berada di tempat tersebut,” tambah Donny.

Pameran Internasional dengan Skala Besar

Indo Defence 2025 menjadi magnet besar bagi pelaku industri pertahanan global. Dengan partisipasi dari 55 negara dan 1.180 perusahaan, acara ini tidak hanya menjadi ajang promosi alutsista, namun juga wadah pertukaran teknologi dan peningkatan kapabilitas pertahanan.

Dari total negara peserta, tercatat 32 negara menghadirkan paviliun resmi yang menampilkan produk dan inovasi pertahanan andalan mereka. Paviliun-paviliun ini dipadati oleh pengunjung dari berbagai kalangan, mulai dari pejabat militer, pengusaha, akademisi, hingga masyarakat umum yang antusias terhadap dunia pertahanan dan teknologi militer.

“Banyak negara, 55 negara, dan ada 1.180 perusahaan yang akan terlibat di dalam Indo Defence, baik perusahaan dalam negeri, dan ada 32 paviliun dari negara. 32 negara yang punya stil paviliun,” jelas Donny.

Partisipasi besar dari berbagai negara ini menunjukkan tingginya minat dunia terhadap industri pertahanan Indonesia serta posisi strategis Indonesia di kawasan Indo-Pasifik dalam menjaga stabilitas dan kerja sama keamanan.

Penundaan Karena Transisi Pemerintahan

Indo Defence 2025 sejatinya dijadwalkan berlangsung pada November 2024. Namun, agenda ini diundur ke tahun 2025 untuk memberikan ruang persiapan yang lebih matang, seiring dengan adanya transisi pemerintahan.

“Peralihan pemerintahan di November ya, sehingga kita memberikan persiapan yang cukup, sehingga kita utuh di tahun 2025 ini. Tapi ini tidak mengecilkan pelaksanaan event-event sendiri,” ujar Donny.

Meski mengalami penjadwalan ulang, pelaksanaan Indo Defence 2025 tetap berjalan optimal dan mendapatkan sambutan hangat dari para peserta internasional. Kegiatan ini juga menjadi ajang pertemuan penting bagi para pemangku kepentingan pertahanan dari berbagai negara, guna menjajaki peluang kerja sama bilateral dan multilateral.

Menjadi Wadah Strategis Bagi Industri Dalam Negeri

Pemerintah Indonesia memanfaatkan ajang Indo Defence 2025 sebagai kesempatan untuk mendorong pertumbuhan industri pertahanan nasional. Melalui forum ini, industri dalam negeri mendapatkan akses langsung ke mitra global, sekaligus dapat menampilkan kemampuan teknologinya kepada pasar internasional.

Dengan berbagai platform diskusi dan kerja sama, Indonesia berharap dapat mempercepat modernisasi alutsista serta meningkatkan kemampuan produksi dalam negeri, guna mewujudkan kemandirian industri pertahanan.

Pameran Indo Defence sendiri merupakan agenda dua tahunan yang menjadi salah satu acara utama dalam kalender pertahanan global. Keikutsertaan ribuan peserta dari berbagai negara juga menunjukkan bahwa Indonesia semakin diakui sebagai pemain penting dalam dunia pertahanan internasional.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index