JAKARTA - Kasus keracunan massal dalam Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang menelan ribuan korban mendorong pemerintah mengambil langkah cepat memperketat standar kebersihan.
Presiden RI Prabowo Subianto menegaskan seluruh dapur penyedia MBG harus segera dilengkapi alat test kit pada pekan ini sebagai upaya pencegahan kejadian serupa di kemudian hari.
Data terbaru mencatat sebanyak 6.457 orang telah terdampak keracunan makanan MBG, dengan sebaran kasus terbanyak di Pulau Jawa yang mencapai 4.147 orang.
Kondisi ini menyoroti kelemahan mendasar dalam penerapan prosedur operasional standar di sejumlah dapur yang menjadi bagian dari satuan pelayanan pemenuhan gizi (SPPG).
Instruksi Tegas dari Presiden
Arahan langsung disampaikan Prabowo dalam rapat internal bersama sejumlah menteri di kediamannya, Jalan Kertanegara, Jakarta Selatan, Minggu 5 Oktober malam.
Dalam pertemuan itu, ia menekankan agar pengawasan terhadap dapur MBG diperketat, termasuk kewajiban penggunaan peralatan pemeriksa kebersihan makanan dan air.
"Presiden menegaskan kepada Kepala BGN bahwa setidaknya pada minggu depan ini, dapur-dapur harus sudah dilengkapi dengan alat tes kit," ujar Sekretaris Kabinet Teddy Indra Wijaya saat dikonfirmasi Kompas.com.
Menurut Teddy, test kit yang diwajibkan memiliki fungsi penting, mulai dari mengecek kebersihan makanan, mendeteksi bakteri, hingga memastikan kualitas air yang digunakan benar-benar layak konsumsi.
“Alat pencuci dan pengering higienis dilengkapi air hangat dan alat khusus untuk menghindari bakteri, serta penyediaan filter air bersih,” imbuh Teddy.
Program MBG Tidak Akan Dihentikan
Meski kasus keracunan terus bermunculan, pemerintah menegaskan Program Makan Bergizi Gratis tidak akan dihentikan. Menteri Sekretaris Negara Prasetyo Hadi menilai persoalan yang ada bukan terletak pada konsep program, melainkan pelaksanaan di lapangan yang tidak sesuai standar.
"Jadi bukan programnya kemudian harus dihentikan. Tidak. Kekurangan yang terjadi itu yang kita perbaiki," tegas Prasetyo di Monumen Nasional, Jakarta, Minggu.
Ia mengungkap hampir seluruh dapur MBG yang mengalami kasus keracunan ternyata tidak melaksanakan prosedur sesuai SOP yang berlaku. Hal inilah yang memicu terjadinya banyak insiden dalam dua bulan terakhir.
“Karena data juga mengatakan bahwa di tempat-tempat yang terjadi permasalahan, hampir semuanya karena tidak menjalankan prosedur seperti yang seharusnya,” lanjutnya.
BGN Soroti Kualitas Sanitasi
Badan Gizi Nasional (BGN) sebelumnya juga menyoroti kelemahan utama di lapangan, yaitu minimnya sanitasi air bersih di banyak dapur penyelenggara MBG. Faktor ini dinilai berkontribusi besar terhadap risiko kontaminasi makanan yang berujung pada keracunan.
Kondisi tersebut menjadi alarm keras bahwa peningkatan fasilitas dan standar higienitas harus segera dijalankan secara serentak. Kewajiban test kit yang diperintahkan Presiden menjadi bagian penting dari langkah pembenahan tersebut.
Menkes: Dapur MBG Wajib Penuhi Standar
Pemerintah melalui Kementerian Kesehatan (Kemenkes) juga bergerak cepat. Menteri Kesehatan sebelumnya menargetkan seluruh dapur MBG harus sudah mengantongi Sertifikat Laik Higiene Sanitasi (SLHS) dalam kurun waktu sebulan.
Langkah ini diyakini dapat memperkuat aspek pengawasan, sekaligus memberi kepastian bahwa makanan yang dikonsumsi anak-anak penerima manfaat MBG benar-benar aman dan sehat.
Perpres MBG Masih Disempurnakan
Di sisi regulasi, pemerintah juga tengah memfinalisasi draf Peraturan Presiden (Perpres) tentang MBG. Regulasi ini ditargetkan rampung dan terbit pada pekan depan, guna memberi payung hukum lebih kuat bagi penyelenggaraan program.
Dengan adanya Perpres, diharapkan mekanisme pengawasan, tanggung jawab lembaga, serta standar operasional di setiap dapur bisa lebih jelas dan tegas.
Pentingnya Pembenahan Sistemik
Kasus keracunan MBG menjadi momentum untuk melakukan evaluasi menyeluruh terhadap pelaksanaan program. Meski menghadirkan dampak besar, pemerintah menilai manfaat program jauh lebih penting untuk masa depan generasi bangsa, sehingga penghentian bukan pilihan.
Fokus utama kini adalah perbaikan sistemik: mulai dari standar higienitas dapur, penyediaan air bersih, penggunaan test kit, hingga kepatuhan menjalankan SOP di setiap SPPG.
Jika langkah-langkah ini diterapkan secara konsisten, risiko kejadian serupa bisa ditekan seminimal mungkin, sekaligus menjaga kepercayaan publik terhadap program unggulan pemerintah ini.
Kesimpulan
Instruksi Presiden Prabowo agar seluruh dapur MBG wajib menggunakan test kit pada pekan ini menjadi sinyal tegas bahwa pemerintah serius menangani persoalan keamanan pangan.
Dengan jumlah korban keracunan yang sudah mencapai ribuan, langkah cepat ini diharapkan mampu mencegah kejadian serupa terulang.
Program MBG tidak akan dihentikan, melainkan diperbaiki dengan penegakan standar kebersihan yang lebih ketat.
Melalui kombinasi regulasi, sertifikasi sanitasi, serta pengawasan intensif, pemerintah menargetkan program ini tetap berjalan aman dan sesuai tujuan utamanya: menyediakan makanan bergizi bagi masyarakat secara berkelanjutan.