Jakarta - Memperingati Hari Perempuan Internasional pada 8 Maret mendatang, PT Bank Central Asia Tbk (BCA) bersama Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Kementerian PPPA) meresmikan kemitraan strategis untuk meningkatkan Layanan Sahabat Perempuan dan Anak (SAPA) 129. Kolaborasi ini bertujuan mengoptimalkan sistem respons serta memperkuat kapasitas sumber daya manusia agar layanan tersebut semakin efektif dan efisien, Rabu, 5 Maret 2025.
Presiden Direktur BCA, Jahja Setiaatmadja, menegaskan pentingnya kesejahteraan perempuan dan anak dalam pembangunan ekonomi inklusif yang berkelanjutan. “Dengan meningkatkan kesejahteraan perempuan dan anak, kita memastikan keterlibatan mereka dalam berbagai aspek kehidupan, yang tentu sangat penting dan harus dijamin,” ujar Jahja.
Layanan SAPA 129 adalah hotline yang dikelola oleh Kementerian PPPA dengan tujuan memudahkan akses masyarakat dalam melaporkan dan mengajukan aduan terkait kekerasan terhadap perempuan dan anak. Kemitraan ini diharapkan dapat memperkuat posisi Layanan SAPA 129 sebagai garda terdepan perlindungan, memastikan para korban dan penyintas mendapatkan akses cepat terhadap keadilan serta bantuan yang diperlukan.
Kerjasama ini mencakup beberapa inisiatif utama:
1. Peningkatan kapasitas SDM Layanan SAPA 129.
2. Pengembangan sistem respons yang menghubungkan layanan pengaduan dengan unit atau lembaga terkait.
3. Peningkatan sistem IT untuk Layanan SAPA 129.
4. Quality control kinerja SDM serta kualitas layanan.
5. Sosialisasi dan promosi layanan yang lebih luas.
Keberadaan Layanan SAPA 129 dicanangkan menjadi pusat layanan pengaduan modern yang mudah diakses oleh masyarakat. Pengetahuan dan pengalaman dari pengelolaan layanan call center BCA, Halo BCA, yang dapat menerima ratusan ribu kontak per harinya akan diterapkan. Hal ini dimaksudkan untuk menciptakan layanan pengaduan yang responsif dan andal.
Komitmen BCA tidak hanya terbatas pada pengembangan layanan ini, tetapi juga melalui berbagai inisiatif yang ditujukan untuk mendorong kesetaraan dan inklusivitas, termasuk bagi kelompok rentan seperti sahabat disabilitas. “Kami percaya bahwa potensi terbaik semua individu, termasuk sahabat disabilitas, dapat berkembang melalui pendidikan dan pelatihan yang tepat,” tambah Jahja.
Sebagai bagian dari program Bakti BCA, perusahaan telah meluncurkan inisiatif "The Beauty of Disabilities: Make Up Class with BCA" untuk membekali sahabat disabilitas dengan keterampilan tata rias profesional. Program ini memberikan kesempatan bagi mereka untuk mengembangkan keterampilan baru yang bisa digunakan untuk meraih kemandirian.
Selain itu, BCA berkomitmen untuk mewujudkan kesetaraan gender di lingkungan kerja dengan meningkatkan peran perempuan di level manajer senior dan direktur. "Pada tahun 2024, kami menargetkan komposisi pekerja perempuan di BCA mencapai 61,1% dari total tenaga kerja, sebagai bentuk upaya nyata kami dalam mendorong kesetaraan gender," jelas Jahja.
Kolaborasi antara BCA dan Kementerian PPPA ini diharapkan dapat menjadi langkah signifikan dalam meningkatkan perlindungan bagi perempuan dan anak di Indonesia. Dengan adanya peningkatan layanan dan kesadaran yang lebih luas, diharapkan jumlah kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak dapat ditekan.
Kemitraan strategis ini memberikan harapan baru dalam upaya melindungi hak-hak perempuan dan anak di Indonesia, menjadikannya lebih dari sekadar perayaan Hari Perempuan Internasional, tetapi juga langkah nyata dalam memastikan kesejahteraan dan keamanan mereka.
"Sebagai bagian dari masyarakat, tanggung jawab kita adalah memastikan setiap individu mendapatkan kesempatan yang adil untuk berkembang. Dalam setiap langkah yang kita ambil, kita berusaha memastikan keberlanjutan dan inklusivitas bagi semua pihak," tutup Jahja. Dengan ini, diharapkan kerjasama antara sektor swasta dan pemerintah bisa berjalan lancar dan memberikan manfaat bagi lebih banyak orang.