JAKARTA - Insiden kebakaran yang diduga disebabkan oleh powerbank kembali terjadi dalam dunia penerbangan. Setelah sebelumnya pesawat Airbus A321 milik Air Busan mengalami kebakaran di Bandara Gimhae, Korea Selatan, kejadian serupa dialami oleh Hong Kong Airlines . Kebakaran di kabin pesawat yang sedang dalam perjalanan dari Hangzhou ke Hong Kong memaksa pesawat melakukan pendaratan darurat di Fuzhou.
Menanggapi meningkatnya risiko kebakaran akibat baterai lithium, sejumlah maskapai mulai memperketat aturan terkait membawa dan menggunakan powerbank di pesawat. Beberapa maskapai bahkan melarang penggunaan powerbank selama penerbangan demi menjaga keselamatan penumpang.
Berikut adalah lima maskapai yang memiliki aturan paling ketat terkait penggunaan powerbank di pesawat:
1. Korean Air
Korean Air, yang baru saja mengakuisisi Air Busan dari Asiana Airlines, telah memberlakukan larangan penggunaan powerbank di dalam pesawat sejak 1 Maret 2025. Kebijakan ini menyusul penerapan aturan serupa oleh Air Busan pada 5 Februari 2025.
Mengutip pernyataan resmi dari laman Korean Air, semua penumpang tetap diizinkan membawa powerbank ke dalam kabin, tetapi dengan batasan tertentu:
Baterai cadangan harus kurang dari 160Wh dan dikemas terpisah untuk mencegah korsleting.
Baterai kurang dari 100Wh, maksimal 5 unit per penumpang.
Baterai dengan daya 100Wh hingga 160Wh, maksimal 2 unit per penumpang dengan persetujuan maskapai saat check-in.
“Powerbank harus disimpan dengan aman, tidak boleh dimasukkan dalam bagasi terdaftar dan harus berada di bawah kursi atau di kantong kursi. Tidak diperbolehkan menyimpannya di kompartemen atas,” tulis pihak Korean Air dalam pengumuman resminya.
2. Asiana Airlines
Maskapai asal Korea Selatan ini menerapkan aturan yang lebih ketat, terutama bagi penerbangan yang berangkat dari Republik China dan Jepang. Baterai lithium, termasuk powerbank, masuk dalam kategori Peraturan Barang Berbahaya IATA yang diadopsi oleh Asiana Airlines.
“Aturan ini bertujuan untuk mencegah insiden yang bisa mengancam keselamatan penerbangan,” kata juru bicara Asiana Airlines.
Adapun batasan yang diberlakukan adalah:
Baterai lithium-ion kurang dari 100Wh atau lithium-metal kurang dari 2g diperbolehkan maksimal 5 unit per penumpang.
Baterai lithium-ion 100Wh-160Wh hanya diperbolehkan 2 unit per penumpang dengan persetujuan maskapai.
Baterai di atas 160Wh dilarang keras dibawa ke dalam pesawat.
Dilarang menyimpan powerbank di kompartemen atas atau dalam bagasi terdaftar.
3. Air China
Otoritas penerbangan China (CAAC) memberlakukan regulasi ketat terkait powerbank, dan Air China mengikuti standar tersebut dengan melarang penggunaan dan pengisian daya powerbank selama penerbangan.
Aturan ketat ini diterapkan karena risiko kebakaran baterai lithium-ion yang meningkat. Bahkan, bandara-bandara besar seperti Beijing Capital dan Shanghai Pudong kerap melakukan pemeriksaan acak terhadap powerbank penumpang.
“Jika powerbank tidak memiliki label kapasitas yang jelas atau tidak memenuhi standar keamanan, kami berhak untuk menyitanya,” ungkap perwakilan Air China.
4. Cathay Pacific
Maskapai utama asal Hong Kong, Cathay Pacific, telah menerapkan larangan penggunaan powerbank sejak 7 April 2025. Peraturan ini mengikuti kebijakan Departemen Penerbangan Sipil Hong Kong setelah serangkaian insiden kebakaran di pesawat.
“Penumpang tidak diperbolehkan mengisi daya perangkat menggunakan powerbank selama penerbangan. Powerbank harus disimpan di dalam kantong kursi atau di bawah tempat duduk, bukan di kompartemen atas,” jelas pihak Cathay Pacific dalam keterangan resminya.
5. China Airlines
China Airlines, maskapai asal Taiwan, juga memperketat peraturan terkait powerbank mulai 1 Maret 2025. Aturan ini terutama berlaku bagi penumpang yang berangkat dari Bandara Incheon, Korea Selatan.
“Kami meminta penumpang menutup terminal powerbank dengan isolasi atau menyimpannya dalam kantong plastik transparan untuk menghindari kontak dengan logam,” ujar juru bicara China Airlines.
Seperti maskapai lainnya, China Airlines melarang powerbank di bagasi terdaftar dan menyarankan penyimpanannya di bawah kursi atau di kantong kursi.
Regulasi ketat terkait penggunaan powerbank dalam penerbangan terus diperbarui untuk meningkatkan keselamatan penerbangan. Maskapai-maskapai besar, terutama di Asia Timur, telah menerapkan kebijakan yang lebih ketat demi menghindari risiko kebakaran yang dapat mengancam nyawa penumpang.
Oleh karena itu, bagi kamu yang hendak bepergian menggunakan maskapai-maskapai tersebut, pastikan powerbank yang dibawa memenuhi regulasi yang telah ditetapkan agar perjalanan tetap aman dan nyaman.