AI

Tren Foto AI Makin Populer, Pengguna Diimbau Bijak Lindungi Data Pribadi

Tren Foto AI Makin Populer, Pengguna Diimbau Bijak Lindungi Data Pribadi
Tren Foto AI Makin Populer, Pengguna Diimbau Bijak Lindungi Data Pribadi

JAKARTA  – Dunia maya kembali diramaikan oleh tren baru berupa foto-foto viral yang dihasilkan oleh kecerdasan buatan (AI). Teknologi ini, yang memanfaatkan model bahasa visi multimodal seperti GPT-4o milik OpenAI, memicu minat luas namun juga menimbulkan kekhawatiran serius terkait perlindungan data pribadi dan keamanan digital pengguna.

Dalam beberapa pekan terakhir, berbagai platform media sosial dibanjiri dengan potret-potret bergaya artistik yang diklaim dihasilkan oleh kecerdasan buatan. Foto-foto ini terlihat sangat realistis dan memikat, memunculkan kekaguman sekaligus kecemasan. Pasalnya, proses pembuatan gambar tersebut sering kali melibatkan unggahan data pribadi seperti foto wajah, yang berpotensi disalahgunakan jika tidak dikelola secara aman.

Menurut Vladislav Tushkanov, Group Manager di Kaspersky AI Technology Research Center, fenomena ini bukan sepenuhnya baru. Ia menjelaskan bahwa teknologi seperti style transfer yang memungkinkan penerapan gaya visual tertentu ke dalam sebuah gambar sudah ada sejak beberapa tahun lalu. Namun, kemunculan teknologi baru yang menggabungkan kemampuan bahasa dan penglihatan membuat tren ini kembali mencuat.

“Model bahasa-visi multimodal seperti GPT-4o dari OpenAI memberikan pengalaman baru dalam berinteraksi dengan AI, sehingga menarik perhatian publik dan membuat teknologi ini kembali naik daun,” ujar Tushkanov.

Meski demikian, penggunaan teknologi AI untuk menghasilkan gambar membawa tantangan tersendiri. Salah satunya adalah anggapan keliru tentang keamanan dan kerahasiaan saat menggunakan layanan AI seperti ChatGPT atau generator gambar lainnya.

“Banyak pengguna merasa layanan AI ini aman dan pribadi, padahal penggunaan layanan daring untuk membuat potret bergaya sebenarnya tak berbeda dengan penggunaan layanan daring lainnya,” lanjutnya.

Tushkanov menegaskan bahwa setiap platform umumnya memiliki kebijakan privasi yang menjelaskan secara rinci bagaimana data pengguna dikumpulkan, disimpan, dan digunakan. Masalah muncul ketika pengguna tidak membaca atau memahami ketentuan tersebut, yang pada akhirnya membuka celah terhadap potensi penyalahgunaan data.

Selain itu, meskipun sebagian besar perusahaan teknologi besar telah menerapkan sistem keamanan siber yang canggih, tidak ada jaminan bahwa sistem tersebut sepenuhnya kebal terhadap gangguan.

“Sebagian besar perusahaan memang berusaha menjaga data pengguna tetap aman, namun perlindungan tersebut tidak sepenuhnya anti peluru. Masalah teknis atau aktivitas jahat dapat tetap menyebabkan kebocoran data,” katanya.

Tushkanov juga mengingatkan bahwa potensi risiko tidak hanya berasal dari sistem AI itu sendiri, tetapi juga dari faktor eksternal seperti peretasan akun atau pencurian perangkat.

“Akun yang digunakan untuk mengakses layanan bisa saja diretas jika kredensial atau perangkat pengguna disusupi. Risiko-risiko ini harus disadari oleh setiap pengguna teknologi digital,” tambahnya.

Fenomena ini menjadi pengingat penting di tengah gelombang adopsi AI secara masif, di mana pengguna cenderung lebih fokus pada hasil akhir seperti foto bergaya artistik  daripada memikirkan dampak jangka panjang terhadap privasi digital mereka.

Tips Aman Gunakan Layanan AI Generatif

Sebagai respons terhadap kekhawatiran ini, para pakar keamanan siber menyarankan beberapa langkah untuk melindungi diri saat menggunakan layanan AI generatif, di antaranya:

Pahami Kebijakan Privasi: Bacalah dengan saksama kebijakan privasi sebelum mengunggah data pribadi, terutama gambar wajah.

Gunakan Layanan Terpercaya: Pilih platform yang memiliki reputasi baik dan transparan dalam hal pengelolaan data.

Lindungi Akun Digital: Gunakan autentikasi dua faktor dan kata sandi yang kuat untuk setiap akun daring.

Perbarui Sistem Secara Berkala: Pastikan perangkat lunak dan sistem keamanan selalu diperbarui guna menghindari celah keamanan.

Di era digital yang serba cepat ini, kesadaran akan perlindungan data pribadi menjadi sangat penting. Terlebih lagi, dengan AI yang semakin canggih dan mudah diakses, setiap pengguna memiliki tanggung jawab untuk menjaga keamanannya sendiri.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index