JAKARTA - Timnas Futsal Indonesia menunjukkan perkembangan signifikan dalam beberapa tahun terakhir.
Dari sekadar cabang olahraga alternatif sepak bola, futsal kini mampu menarik perhatian publik melalui prestasi tim nasional. Keseriusan pembinaan terlihat dari kompetisi berjenjang mulai dari usia dini, liga amatir, hingga profesional.
Federasi Futsal Indonesia (FFI) membentuk Operator Liga Profesional dengan Pro Futsal League (PFL), PFL 2, dan Women’s PFL sebagai wadah penting mengasah kemampuan pemain sekaligus menjadi lumbung talenta untuk tim nasional.
FFI menekankan pembinaan jangka panjang sebagai peta jalan pengembangan futsal Indonesia. Filosofi ini berbeda dari timnas sepak bola, khususnya dalam pemilihan pemain.
Jika di sepak bola pemain naturalisasi sering muncul, futsal justru menekankan pengembangan pemain lokal. Hal ini sejalan dengan visi mencetak identitas permainan khas Indonesia yang cepat, lincah, dan kreatif. Kebijakan tanpa pemain naturalisasi bukan hanya praktis, tapi juga strategi jangka panjang.
Kepala Pelatih sekaligus Direktur Teknik Hector Souto percaya talenta lokal sudah cukup dibanding pemain impor. Asalkan pembinaan dilakukan sejak pemain berusia di bawah 10 tahun. Kompetisi domestik terbukti menyuplai pemain berkualitas, terlihat dari nama-nama seperti Andri Kustiawan dan Evan Soumilena yang kini mengudara.
Prestasi Regional dan Global
Futsal Indonesia telah mencatatkan capaian penting di level Asia Tenggara, Asia, dan global. Timnas futsal berulang kali menembus final Piala AFF Futsal dan terakhir menjadi juara ASEAN Futsal Championship 2024 di Thailand, sebelumnya juara di 2010 di Vietnam.
Dalam perhelatan lebih besar, seperti Piala Asia Futsal, Indonesia beberapa kali lolos fase grup dan menembus perempat final. AFC Futsal Asian Cup 2022 menjadi contoh, ketika Indonesia mencapai delapan besar sebelum dikalahkan Jepang.
Capaian ini menunjukkan progres nyata dan konsistensi performa tim di level regional dan benua. Berdasarkan peringkat FIFA, Timnas Futsal Indonesia berada di urutan ke-23 dunia. Di level Asia, Indonesia menempati posisi lima, di bawah Iran, Thailand, Jepang, dan Uzbekistan.
Kompetisi terdekat adalah SEA Games 2025 di Thailand, diikuti AFC Futsal Asian Cup 2026 sebagai tuan rumah. Target juara Asia menjadi fokus, tetapi ketua FFI Michael Sianipar tidak ingin membebani pemain maupun pelatih dengan target jangka pendek.
Strategi Menuju Tahta Asia dan Dunia
Strategi menuju tahta Asia dan dunia tidak bisa instan. FFI dan tim pelatih menyadari pentingnya strategi realistis dan berkesinambungan. Ketua Umum FFI Michael Sianipar menegaskan target jangka menengah saat ini adalah juara Asia sebelum menatap Piala Dunia.
Target ini memang membutuhkan waktu, tetapi FFI tetap optimistis. Sasaran tambahan adalah menembus peringkat 20 besar dunia sebelum Piala Asia Futsal 2026. Status tuan rumah menjadi keuntungan strategis karena skuad Garuda otomatis lolos dan memiliki momentum besar untuk menunjukkan kualitas di hadapan publik sendiri.
Fondasi kuat lahir dari pembinaan usia dini sejak enam tahun. Struktur kelompok umur seperti U-16 dan U-20 diperkuat agar regenerasi tidak terputus. PFL yang sejak 2016 bertransformasi menjadi profesional memperkuat jalur ini.
Klub-klub diharapkan tidak hanya mengejar prestasi, tetapi juga mengembangkan akademi usia muda agar talenta lokal lahir sesuai filosofi tim nasional. Selain pembinaan, pemusatan latihan dan uji coba internasional menjadi kebutuhan mutlak.
Tanpa itu, tim berisiko kehilangan momentum melawan lawan kelas Asia atau dunia. Selepas kompetisi domestik, timnas biasanya menjalani pemusatan latihan yang dilanjutkan laga uji coba melawan tim kuat.
Turnamen internasional undangan juga menjadi bagian penting, seperti 4 Nations World Series, di mana Indonesia sukses menembus final meski akhirnya menjadi runner-up. Hasil tersebut memberikan pengalaman berharga untuk mengasah mental dan taktik di bawah tekanan tinggi.
Tantangan dan Ambisi Masa Depan
Stabilitas kepelatihan memberikan kepercayaan diri. Hector Souto, yang kontraknya diperpanjang hingga 2028, memiliki rekam jejak positif dengan membawa tim juara AFF 2024 dan performa solid di berbagai ajang internasional.
Konsistensi kepemimpinan dianggap krusial agar visi permainan dapat dijalankan tanpa terputus dan membangun kultur kemenangan berkelanjutan. Meski begitu, jalan menuju mimpi juara Asia dan dunia tidak mudah.
Kesenjangan kualitas dengan tim papan atas Asia seperti Iran, Jepang, dan Uzbekistan masih menjadi tantangan. Mereka memiliki tradisi panjang, pelatih kelas dunia, dan pengalaman rutin di Piala Dunia futsal.
Indonesia juga harus memperkuat kedalaman skuad. Anggaran, fasilitas, dan sinkronisasi antara klub dan timnas masih menjadi pekerjaan rumah. Eksposur internasional yang konsisten juga harus dipenuhi agar pemain tidak kesenjangan pengalaman.
Semua rintangan menjadi bahan bakar ambisi. Piala Asia Futsal 2026 akan menjadi titik balik penting, minimal mencapai empat besar dan membuka jalan ke Piala Dunia. Sukses di Piala Asia akan menjadi kartu As bagi Indonesia melangkah lebih jauh, termasuk peluang menjadi calon tuan rumah Piala Dunia Futsal.
Lebih jauh, FFI membentangkan visi jangka panjang hingga 2040–2045, bertepatan dengan satu abad kemerdekaan Indonesia. Tahun itu, federasi menargetkan Indonesia menyatakan diri sebagai juara dunia futsal.
Ambisi besar ini mempersatukan seluruh elemen, dari federasi, klub, pelatih, pemain, hingga publik, untuk bekerja keras dan melampaui batas saat ini.