Operasi SAR Ponpes Al Khoziny Tak Akan Dihentikan Basarnas

Selasa, 07 Oktober 2025 | 10:03:02 WIB
Operasi SAR Ponpes Al Khoziny Tak Akan Dihentikan Basarnas

JAKARTA - Tragedi ambruknya bangunan Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny di Sidoarjo, Jawa Timur, meninggalkan duka mendalam bagi keluarga korban dan masyarakat luas. 

Namun, di balik suasana berkabung, tekad tim penyelamat yang tergabung dalam operasi pencarian dan pertolongan (SAR) gabungan tetap tidak goyah.

Kepala Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas), Marsekal Madya TNI Mohammad Syafii, memastikan bahwa seluruh upaya evakuasi akan terus dilakukan hingga semua korban berhasil ditemukan tanpa terkecuali.

“Operasi ini baru dinyatakan selesai setelah seluruh reruntuhan bisa kita pisahkan dan semua korban berhasil terdeteksi,” tegas Syafii, Senin malam, 6 Oktober 2025.

Tragedi yang Menjadi Sorotan Nasional

Musibah runtuhnya bangunan Ponpes Al Khoziny tidak hanya mengguncang masyarakat setempat, tetapi juga menarik perhatian Presiden RI Prabowo Subianto.

 Peristiwa ini bahkan tercatat sebagai bencana dengan jumlah korban terbanyak sepanjang tahun 2025, sehingga menjadi salah satu tragedi paling memilukan dalam sejarah terbaru bencana di Indonesia.

Basarnas menegaskan bahwa operasi pencarian tidak akan dihentikan sebelum seluruh puing benar-benar dibersihkan. Hal ini dilakukan untuk memastikan tidak ada satupun korban yang tertinggal di balik reruntuhan bangunan. “Kita tidak bisa menyatakan selesai sebelum semua yakin, termasuk memastikan tidak ada yang terlewat,” lanjut Syafii.

Pembersihan Masih Menyisakan Area Kritis

Dalam keterangannya, Syafii menyebutkan bahwa proses evakuasi sudah mendekati tahap akhir. Namun, masih ada bagian yang menyulitkan, yakni Sektor A1 dan A2 yang berada di area depan bangunan. Bagian ini terhubung langsung dengan struktur bangunan lama di sisi selatan yang kondisinya sangat rapuh.

“Permasalahannya ada di sana, karena kita tidak bisa mengangkat puing sembarangan. Getaran sedikit saja bisa memicu runtuhan susulan terhadap bangunan lama,” ujar Syafii menjelaskan tantangan di lapangan.

Kondisi inilah yang membuat proses evakuasi harus dilakukan dengan penuh kehati-hatian. Alat berat digunakan untuk mempercepat pembersihan, tetapi tetap dengan pengawasan ketat agar tidak menimbulkan risiko baru.

Risiko Tinggi, Tim SAR Bekerja Tanpa Henti

Meskipun menghadapi medan sulit dan risiko besar, semangat tim SAR gabungan tidak pernah surut. Syafii memastikan bahwa seluruh personel yang terlibat tetap bekerja siang dan malam dengan sistem pembagian shift agar pencarian korban bisa berlangsung tanpa henti.

“Kita nyatakan operasi selesai hanya setelah kita yakin bahwa tidak ada lagi korban di bawah reruntuhan. Untuk itu, saat ini operasi terus kita laksanakan 24 jam penuh,” tegasnya.

Hingga Senin malam, ratusan personel dari berbagai instansi masih bersiaga di lokasi. Mereka berasal dari Basarnas, TNI, Polri, BPBD, relawan, serta unsur pemerintah daerah.

 Kerja sama lintas lembaga ini menjadi kunci penting dalam percepatan evakuasi, meskipun kondisi bangunan yang rapuh menambah tingkat kerawanan.

Dukungan dari Pemerintah dan Masyarakat

Tragedi di Ponpes Al Khoziny tidak hanya menimbulkan duka mendalam bagi keluarga korban, tetapi juga menggugah solidaritas nasional. 

Presiden Prabowo Subianto secara khusus menyampaikan perhatian terhadap musibah ini, menandakan bahwa pemerintah pusat benar-benar menaruh perhatian besar terhadap keselamatan para santri serta proses pemulihan pasca-bencana.

Di lapangan, dukungan masyarakat sekitar pun terlihat nyata. Banyak relawan ikut serta membantu proses evakuasi, mulai dari distribusi logistik hingga dukungan moral kepada keluarga korban. Keberadaan mereka menjadi bukti bahwa semangat gotong royong masih sangat kuat di tengah duka besar.

Tragedi dengan Korban Terbanyak 2025

Runtuhnya bangunan Ponpes Al Khoziny menjadi catatan kelam bencana di Indonesia sepanjang tahun 2025. Data sementara menunjukkan bahwa jumlah korban meninggal dunia sudah menjadikan insiden ini sebagai tragedi dengan korban terbanyak pada tahun berjalan.

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) sebelumnya melaporkan bahwa hingga Senin malam, 17 jenazah telah berhasil diserahkan kepada keluarga masing-masing. Namun, masih ada beberapa santri yang dilaporkan hilang, termasuk delapan santri asal Surabaya yang hingga kini belum ditemukan.

Proses identifikasi jenazah pun terus dilakukan. Tim forensik bekerja keras untuk memastikan setiap korban bisa segera dikenali, sehingga keluarga yang menunggu bisa memperoleh kepastian. Tercatat tujuh jenazah telah berhasil diidentifikasi lengkap dengan nama dan asalnya.

Harapan Penuntasan Operasi

Meski situasi penuh tantangan, harapan besar tetap disematkan pada operasi pencarian ini. Tekad Basarnas untuk menuntaskan pencarian hingga korban terakhir ditemukan memberi penghiburan tersendiri bagi keluarga yang masih menunggu kabar.

Bagi masyarakat luas, keberanian dan keteguhan hati para petugas SAR menjadi cerminan nyata dari komitmen negara dalam melindungi warganya. Meski medan sulit dan risiko tinggi terus menghantui, langkah tanpa kenal lelah ini memperlihatkan bahwa setiap nyawa memiliki nilai yang sama pentingnya untuk diselamatkan.

Dengan kerja keras seluruh pihak, diharapkan operasi SAR gabungan di Ponpes Al Khoziny dapat segera mencapai titik akhir. Kepastian bahwa tidak ada lagi korban yang tertinggal di bawah reruntuhan menjadi tujuan utama yang terus diperjuangkan

Terkini