DPR Desak Investigasi Tuntas Gugurnya Dua Prajurit TNI

Selasa, 07 Oktober 2025 | 11:05:53 WIB
DPR Desak Investigasi Tuntas Gugurnya Dua Prajurit TNI

JAKARTA - Menjelang perayaan HUT ke-80 TNI, suasana duka menyelimuti setelah dua prajurit gugur dalam rangkaian persiapan upacara. Kejadian tragis ini mendapat sorotan serius dari Komisi I DPR RI yang meminta agar TNI segera melakukan investigasi menyeluruh untuk mengungkap penyebabnya.

Anggota Komisi I DPR RI, Oleh Soleh, menilai peristiwa tersebut harus menjadi pelajaran berharga. Ia menduga ada indikasi kelalaian atau celah dalam pelaksanaan prosedur operasional standar (SOP) yang harus ditelusuri lebih jauh.

“Kalau melihat dari kejadian penyebab kematiannya, saya rasa ini ada SOP yang tidak dipatuhi secara utuh, baik itu di darat maupun di laut. Namun demikian, DPR berharap melakukan investigasi menyeluruh penyebab yang sesungguhnya seperti apa. Apakah kelalaian personal atau memang ada celah SOP yang mengakibatkan accident,” ujarnya.

Dugaan Kelalaian dalam SOP

Menurut Soleh, insiden yang menelan korban jiwa itu menandakan ada potensi pelanggaran prosedur atau lemahnya disiplin. Karena itu, ia menegaskan pentingnya TNI memastikan bahwa setiap anggota benar-benar mematuhi aturan operasional yang berlaku.

“Jikalau misalkan ditemukan ada celah SOP, maka perlu diperbaiki. Kalau memang SOP-nya sudah ketat lalu tidak ditaati, lakukan pendisiplinan terhadap para anggota untuk mengikuti SOP,” tegas legislator dari Fraksi PKB tersebut.

Ia menambahkan, perbaikan SOP maupun peningkatan disiplin prajurit merupakan langkah penting agar insiden serupa tidak terulang, baik dalam kegiatan seremonial maupun saat bertugas di medan operasi.

Dua Prajurit Gugur Saat Persiapan

Diketahui, dua prajurit yang gugur adalah:

Praka Marinir Zaenal Mutaqim, personel Detasemen Intai Para Amfibi 1 (Denipam 1) Korps Marinir. Ia meninggal dunia setelah mengalami kecelakaan dalam latihan penerjunan Rubber Duck Operations (RDO) pada rangkaian kegiatan Presidential Inspection menjelang peringatan HUT ke-80 TN.

Pratu Johari Alfarizi, prajurit Kostrad, meninggal sehari sebelum puncak perayaan HUT, Sabtu (4/10/2025). Ia gugur setelah jatuh dari tank saat menjalani persiapan di kawasan Monumen Nasional (Monas), Jakarta Pusat.

Kedua peristiwa ini terjadi dalam rentang waktu yang sangat dekat, sehingga menimbulkan keprihatinan mendalam di tubuh TNI maupun masyarakat luas.

Catatan Penting untuk TNI

Soleh menegaskan bahwa musibah ini harus dijadikan catatan penting bagi TNI dalam meningkatkan standar keamanan. Ia berharap ada langkah konkret untuk memastikan keselamatan prajurit, bukan hanya dalam acara perayaan, tetapi juga dalam setiap tugas operasi.

“Sehingga setiap kegiatan apa pun, tidak hanya perayaan, tetapi seluruh kegiatan apa pun bahkan di dalam perang pun, ya prajurit harus aman 100%. Jadi mudah-mudahan ada perbaikan ke depannya,” ucapnya.

Menurutnya, TNI sebagai institusi pertahanan negara tidak boleh lengah dalam hal keselamatan anggotanya, sebab prajurit adalah aset utama bangsa yang harus dilindungi dengan maksimal.

Ucapan Duka dari DPR

Selain menyoroti aspek investigasi, Soleh juga menyampaikan duka cita mendalam atas gugurnya dua prajurit terbaik bangsa tersebut.

“Semoga mendapatkan tempat yang baik dan keluarga diberikan kesabaran, ketabahan sehingga bisa melalui musibah ini,” pungkasnya.

Ucapan belasungkawa ini mencerminkan kepedulian DPR terhadap keluarga korban sekaligus bentuk penghormatan kepada dedikasi para prajurit yang gugur dalam tugas.

Investigasi Jadi Keharusan

Peristiwa gugurnya dua prajurit ini menambah daftar panjang risiko yang harus dihadapi oleh anggota TNI dalam menjalani tugas, baik di medan latihan maupun perayaan seremonial. 

Oleh karena itu, investigasi menyeluruh dipandang sebagai langkah wajib untuk mengetahui penyebab pasti serta mencegah kejadian serupa di masa depan.

Investigasi ini diharapkan mampu menjawab pertanyaan publik, apakah peristiwa tersebut murni kecelakaan atau ada faktor kelalaian yang bisa diperbaiki. Hasil penyelidikan nantinya juga diharapkan dapat memperkuat sistem pengamanan internal di tubuh TNI.

Momentum Perbaikan Internal

Kasus gugurnya dua prajurit menjelang HUT ke-80 TNI menjadi momentum bagi institusi militer untuk melakukan introspeksi. Perayaan besar yang seharusnya menjadi simbol kekuatan dan kebanggaan, justru diwarnai duka akibat jatuhnya korban jiwa.

Dengan evaluasi menyeluruh, TNI dapat memperbaiki celah yang ada dan memperketat disiplin di lapangan, sehingga setiap kegiatan dapat berlangsung aman, baik untuk prajurit maupun masyarakat yang menyaksikan.

Penutup

Gugurnya Praka Marinir Zaenal Mutaqim dan Pratu Johari Alfarizi dalam persiapan HUT ke-80 TNI menjadi pengingat keras bahwa keselamatan prajurit harus selalu menjadi prioritas. 

DPR melalui Komisi I menegaskan pentingnya investigasi menyeluruh demi keadilan, kepastian, dan perbaikan SOP di tubuh TNI.

Tragedi ini diharapkan tidak hanya berhenti pada duka, tetapi menjadi titik balik bagi TNI untuk memastikan bahwa setiap prajurit terlindungi, baik saat latihan, perayaan, maupun dalam pertempuran sesungguhnya.

Terkini