JAKARTA - Harga batu bara kembali menguat pada perdagangan kemarin, menandai kenaikan tiga hari berturut-turut.
Pada Senin, 29 September 2025, kontrak batu bara untuk pengiriman bulan mendatang di pasar ICE Newcastle ditutup di US$ 106,75 per ton. Angka ini meningkat 0,33% dan menjadi level tertinggi sejak 5 September, lebih dari tiga pekan terakhir.
Selama tiga hari perdagangan berturut-turut, harga batu bara meningkat 3,04%. Tren ini menunjukkan bahwa meskipun dunia bergerak menuju energi baru terbarukan, permintaan terhadap batu bara tetap tinggi.
Kenaikan harga ini juga dipengaruhi oleh dinamika pasar global, termasuk keputusan pemerintah di beberapa negara untuk kembali menghidupkan industri batu bara.
Dukungan Kebijakan di Amerika Serikat
Di Amerika Serikat, pemerintah mencoba mendorong industri batu bara agar tetap produktif. Pemerintahan Presiden Donald Trump membuka 13,1 juta hektar lahan negara untuk disewakan kepada penambang batu bara. Langkah ini bertujuan menghidupkan kembali sektor yang sebelumnya mengalami pembatasan kapasitas.
Selain itu, pemerintah AS menyediakan pembiayaan senilai US$ 625 juta untuk mendukung revitalisasi industri batu bara. Menteri Dalam Negeri AS, Doug Burgum, menegaskan pentingnya memastikan setiap warga Amerika memiliki akses energi yang terjangkau dan andal.
Menurutnya, industri batu bara harus tetap diperkuat meski menghadapi berbagai tantangan regulasi. Kebijakan ini menjadi salah satu faktor yang mendorong harga batu bara tetap tinggi di pasar internasional.
Analisis Teknis Harga Batu Bara
Secara teknis, batu bara masih menunjukkan tren bullish dengan RSI (Relative Strength Index) sebesar 56. Nilai ini menandakan bahwa aset berada di zona positif, sehingga peluang kenaikan masih terbuka.
Namun, indikator Stochastic RSI berada di angka 100, menunjukkan kondisi overbought. Artinya, potensi koreksi atau penurunan harga juga perlu diwaspadai dalam jangka pendek. Target support untuk harga batu bara berada di kisaran US$ 103–104 per ton.
Jika harga menembus level ini, kemungkinan harga dapat terkoreksi lebih dalam. Sementara itu, target resisten berada di rentang US$ 107–109 per ton. Dengan level teknikal ini, investor dan pedagang perlu memperhatikan volatilitas harga serta kondisi pasar global yang dapat mempengaruhi arah pergerakan harga.
Prospek dan Peluang Industri Batu Bara
Meski ada tekanan dari tren energi bersih, batu bara tetap memiliki peran strategis di pasar global. Permintaan dari negara-negara dengan ketergantungan energi tinggi, serta kebijakan pemerintah yang mendukung industri ini, menjadi faktor pendorong harga.
ahkan, upaya untuk mengintegrasikan energi baru-terbarukan tidak sepenuhnya mengurangi kebutuhan batu bara dalam jangka pendek. Para analis menyebutkan bahwa dengan manajemen produksi yang tepat dan koordinasi pasar, batu bara dapat terus memberikan peluang ekonomi bagi produsen dan investor.
Kenaikan harga tiga hari berturut-turut menunjukkan bahwa pasar menghargai kelangkaan pasokan dan dukungan kebijakan pemerintah. Strategi diversifikasi energi tetap diperlukan, namun batu bara akan terus menjadi komoditas penting hingga transisi energi global lebih masif.
Kesimpulannya, meski menghadapi risiko koreksi akibat kondisi overbought, harga batu bara menunjukkan tren positif. Dukungan kebijakan pemerintah di AS dan permintaan pasar internasional menjaga harga tetap tinggi.
Analisis teknikal menunjukkan zona bullish, sementara peluang dan tantangan industri akan menentukan arah harga selanjutnya. Dengan pengelolaan yang tepat, prospek industri batu bara tetap optimis, mendukung ekonomi dan stabilitas energi global.