Manufaktur

IKI September Turun Tipis, Ekspor Dorong Optimisme Industri

IKI September Turun Tipis, Ekspor Dorong Optimisme Industri
IKI September Turun Tipis, Ekspor Dorong Optimisme Industri

JAKARTA - Kinerja sektor manufaktur nasional masih menunjukkan arah positif meski ada sedikit penurunan indeks. Indeks Keyakinan Industri (IKI) September 2025 tercatat di level 53,02, turun 0,53 poin dibandingkan Agustus 2025 yang berada di angka 53,55.

Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menegaskan bahwa meski melemah, angka ini masih berada dalam zona ekspansif. 

Lebih jauh, jika dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya, capaian September 2025 justru lebih baik karena naik 0,54 poin dari posisi 52,48 pada September 2024.

“Namun kalau dibandingkan dengan IKI bulan September 2024 atau tahun lalu, nilai IKI ini naik sebesar 0,54, dimana pada bulan September tahun lalu IKI bernilai 52,48,” ujar Juru Bicara Kemenperin, Febri Hendri Antoni Arief, Selasa (30/9/2025).

Kontribusi Subsektor Besar

Menurut Febri, capaian IKI September ini terutama didukung oleh 21 subsektor industri yang memiliki kontribusi besar terhadap Produk Domestik Bruto (PDB). Total kontribusi dari subsektor-sektor yang masih ekspansif ini mencapai 97,8%.

Dua subsektor dengan nilai IKI tertinggi adalah:

industri pencetakan dan reproduksi media rekaman (KBLI 18)

industri minuman

Keduanya memberikan sumbangan signifikan terhadap pertumbuhan manufaktur.

Namun, tidak semua subsektor bergerak positif. Ada dua subsektor yang mengalami kontraksi, yaitu industri komputer, barang elektronik dan optik, serta industri reparasi dan pemasangan mesin dan peralatan.

Pergerakan Variabel Penyusun IKI

IKI dibentuk dari tiga variabel utama: pesanan baru, persediaan produk, dan produksi. Pada September 2025, terdapat dinamika yang cukup menarik:

Pesanan baru turun 3,59 poin ke level 53,79.

Persediaan produk atau stok juga melemah 1,18 poin ke posisi 55,86.

Produksi, meski masih kontraksi, justru meningkat 5,01 poin sehingga mendekati zona ekspansif di level 49,85.

Peningkatan variabel produksi didorong oleh subsektor tertentu seperti pengolahan tembakau, kulit dan alas kaki, kayu dan produk turunannya, industri kimia dan farmasi, serta otomotif dan furniture.

“Jadi kami melihat bahwa meski pesanannya sedikit menurun, masih tetap ekspansi, tapi produksi justru lebih baik daripada produksi di bulan Agustus 2025,” jelas Febri.

Tren Domestik dan Ekspor

Dari sisi pasar domestik, IKI pada September sedikit melemah ke level 51,92, turun dibandingkan 52,64 pada Agustus 2025. Penurunan ini menunjukkan adanya perlambatan permintaan di dalam negeri.

Namun, kabar baik datang dari sektor ekspor. Febri menyebut pesanan ekspor tetap berada dalam zona ekspansi dan bahkan meningkat. 

Produksi industri berorientasi ekspor juga mencatat kinerja lebih baik, sementara stok menurun karena produk banyak terserap pasar luar negeri.

“Untuk ekspor, pesanan ekspor juga masih bagus, masih ekspansif, produksinya juga masih bagus, bahkan meningkat. Stoknya malah berkurang, berkurang itu berarti bagus, berarti banyak yang diekspor,” ujarnya.

Mengukur Resiliensi Industri

Meski terjadi penurunan tipis pada indikator utama, keberlanjutan ekspansi menjadi sinyal positif bagi perekonomian. 

Sektor industri terbukti cukup resilien dalam menghadapi berbagai tantangan global, seperti perlambatan ekonomi, gejolak harga komoditas, hingga perubahan preferensi pasar.

Dengan IKI tetap di atas angka 50, dunia usaha dinilai masih percaya diri melanjutkan aktivitas produksi, meski lebih hati-hati dalam menyikapi permintaan domestik.

Pentingnya Dorongan Kebijakan

Capaian IKI September menjadi catatan bagi Kemenperin untuk terus mengawal pertumbuhan industri, baik dari sisi kebijakan fiskal maupun dukungan nonfiskal.

Faktor-faktor yang mendukung keberlanjutan ekspansi antara lain:

dukungan terhadap subsektor unggulan ekspor, seperti kimia, farmasi, otomotif, dan furniture,

penguatan pasar domestik melalui promosi produk lokal dan peningkatan daya beli masyarakat,

peningkatan efisiensi rantai pasok untuk menjaga ketersediaan bahan baku dan menekan biaya produksi.

Dengan langkah tersebut, diharapkan subsektor yang saat ini mengalami kontraksi dapat kembali masuk ke zona ekspansif.

Harapan Menjelang Akhir Tahun

Menjelang kuartal terakhir 2025, pemerintah menaruh harapan besar agar kinerja ekspor terus menopang pertumbuhan industri. Apalagi, subsektor yang berorientasi ekspor menunjukkan tren positif dengan stok berkurang akibat meningkatnya permintaan luar negeri.

Jika tren ini berlanjut, IKI berpotensi kembali menguat di bulan-bulan berikutnya.

Penutup

Meski IKI September 2025 turun tipis ke level 53,02, sektor industri Indonesia tetap berada pada jalur ekspansi. Dukungan dari 21 subsektor besar dengan kontribusi hampir 98% terhadap PDB menjadi fondasi penting, ditambah kinerja ekspor yang semakin baik.

Seperti disampaikan Febri Hendri Antoni Arief, penurunan pesanan baru tidak menghalangi peningkatan produksi, yang justru menunjukkan optimisme pelaku usaha. 

Dengan strategi kebijakan yang tepat, pemerintah meyakini sektor manufaktur akan terus tumbuh positif menuju akhir tahun.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index