JAKARTA - Upaya pemerataan energi di Indonesia kembali ditunjukkan oleh PT Pertamina Patra Niaga Regional Sumatera Bagian Selatan (Sumbagsel). Melalui program BBM Satu Harga, perusahaan energi pelat merah itu kini telah menghadirkan 24 SPBU baru yang menjangkau daerah-daerah terpencil di wilayah Sumatera bagian selatan.
Langkah ini memastikan masyarakat pelosok tidak lagi membeli bahan bakar minyak (BBM) dengan harga lebih mahal dibandingkan kota besar.
Menurut Area Manager Communication, Relations & CSR Pertamina Patra Niaga Sumbagsel, Rusminto Wahyudi, kehadiran SPBU satu harga membawa dampak nyata terhadap kehidupan warga.
“Kehadiran SPBU ini berarti masyarakat di daerah terpencil tidak lagi harus membeli BBM dengan harga lebih tinggi dari harga resmi,” ujarnya dalam keterangan di Jakarta, Selasa (30/9/2025).
Sebaran 24 SPBU di Sumbagsel
Dari total 24 SPBU tersebut, sebarannya meliputi 9 titik di Sumatera Selatan, 7 titik di Lampung, 2 titik di Jambi, 5 titik di Bengkulu, dan 1 titik di Bangka Belitung. Kehadiran SPBU-SPBU ini melengkapi jaringan nasional Pertamina dalam menyediakan energi yang lebih adil dan merata.
Meski demikian, Rusminto menekankan bahwa mendirikan SPBU di pelosok bukanlah pekerjaan mudah. Tantangan besar datang dari distribusi, yang sering kali harus melintasi medan berat.
Ada mobil tangki yang harus menempuh ratusan kilometer melewati jalan berliku, hingga kapal yang harus berlayar berjam-jam menembus samudera.
Tantangan Distribusi ke Pulau Enggano
Salah satu distribusi paling menantang adalah menuju Pulau Enggano, Bengkulu Utara. Pulau kecil di Samudera Hindia ini terletak 156 kilometer dari Kota Bengkulu, dengan waktu tempuh kapal laut minimal 12 jam.
“Meski penuh tantangan, Pertamina memastikan BBM tetap sampai agar masyarakat Enggano bisa menikmati energi yang sama dengan daerah lain,” ungkap Rusminto.
Energi sebagai Bentuk Keadilan
Lebih jauh, Rusminto menegaskan bahwa program ini bukan sekadar penyaluran BBM, melainkan upaya menghadirkan keadilan energi.
“Bagi warga di pelosok, harga BBM yang sama dengan kota besar membuat hidup mereka jauh lebih ringan.
Petani bisa lebih mudah menggerakkan mesin, nelayan bisa melaut dengan biaya lebih terjangkau, anak-anak bisa belajar dengan cahaya listrik yang stabil. Energi ini membuat kehidupan mereka bergerak maju,” katanya.
Pernyataan tersebut sejalan dengan pengalaman warga. Adi, seorang petani asal Desa Sukajaya, menuturkan manfaat nyata dari program ini.
“Masyarakat Desa Sukajaya kini tidak perlu lagi menempuh jarak 70 kilometer untuk mencapai SPBU, selain itu kini kami membeli BBM dengan harga yang sama dengan di kota,” ujar Adi.
Komitmen Nasional Pertamina
Tidak hanya di Sumbagsel, secara nasional Pertamina Patra Niaga hingga kini telah membangun 573 titik BBM Satu Harga di seluruh Indonesia. Angka ini mencerminkan konsistensi perusahaan dalam memastikan akses energi hingga wilayah 3T (tertinggal, terdepan, dan terluar).
Pj Corporate Secretary Pertamina Patra Niaga, Roberth MV Dumatubun, menegaskan bahwa program BBM Satu Harga merupakan wujud nyata kehadiran negara.
“Program BBM Satu Harga adalah wujud nyata kehadiran negara melalui Pertamina agar masyarakat di wilayah 3T tidak lagi terhambat akses energi. Kami ingin memastikan seluruh masyarakat Indonesia, tanpa terkecuali, bisa menikmati energi dengan harga yang sama, sehingga pembangunan berjalan lebih merata,” jelasnya.
Aspek Keselamatan dan Keberlanjutan
Selain menyediakan energi dengan harga terjangkau, Pertamina juga memastikan pembangunan SPBU memperhatikan aspek keselamatan, keberlanjutan, serta regulasi yang berlaku. Hal ini penting agar manfaat program bisa dirasakan masyarakat dalam jangka panjang.
Roberth menambahkan, semangat pemerataan energi menjadi pendorong utama keberlanjutan program ini.
“Dengan semangat pemerataan energi, kami percaya program BBM Satu Harga akan terus menjadi penggerak kehidupan di pelosok negeri, memastikan tidak ada masyarakat yang tertinggal dalam akses energi,” ujarnya.
Dampak Sosial dan Ekonomi
Program BBM Satu Harga tidak hanya berpengaruh pada sektor energi, tetapi juga memberi efek domino pada perekonomian daerah. Dengan harga BBM yang sama, ongkos produksi pertanian dan perikanan menjadi lebih rendah, sehingga meningkatkan daya saing produk lokal.
Selain itu, akses energi yang lebih merata mendorong kualitas pendidikan dan kesehatan di daerah terpencil. Listrik yang stabil membantu anak-anak belajar pada malam hari, sementara fasilitas kesehatan bisa beroperasi dengan lebih baik.
Menuju Pemerataan Pembangunan
Upaya Pertamina ini sejalan dengan agenda nasional untuk mewujudkan pembangunan merata di seluruh Indonesia.
Energi dianggap sebagai salah satu faktor fundamental yang harus tersedia dengan harga terjangkau agar roda pembangunan bisa bergerak.
Program ini sekaligus menjadi langkah nyata dalam mengurangi kesenjangan antara daerah perkotaan dan pelosok.
Dengan memastikan ketersediaan energi di seluruh wilayah, pemerintah dan Pertamina berharap tidak ada masyarakat yang tertinggal dalam pembangunan.
Penutup
Hadirnya 24 SPBU BBM Satu Harga di Sumbagsel menambah daftar panjang komitmen Pertamina dalam mewujudkan keadilan energi.
Meski menghadapi tantangan distribusi yang berat, seperti ke Pulau Enggano yang membutuhkan perjalanan laut berjam-jam, Pertamina tetap berkomitmen menyalurkan energi ke pelosok negeri.
Dampak dari program ini sudah nyata dirasakan masyarakat. Dari petani hingga nelayan, semua mendapatkan manfaat langsung berupa biaya produksi lebih rendah, akses energi lebih mudah, dan kualitas hidup yang meningkat.
Seperti disampaikan Roberth MV Dumatubun, “Program BBM Satu Harga memastikan seluruh masyarakat Indonesia, tanpa terkecuali, bisa menikmati energi dengan harga yang sama, sehingga pembangunan berjalan lebih merata.”
Dengan semangat pemerataan energi, Pertamina Patra Niaga menegaskan perannya sebagai bagian dari kehadiran negara untuk memastikan tidak ada satu pun wilayah Indonesia yang tertinggal dalam akses energi.